BALI,PGI.OR.ID-Di tengah kebinekaan identitas sosial-budaya Nusantara ini, kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) masih menghadapi beragam persoalan. Sekalipun konstitusi telah menjamin pengakuan, pemenuhan, dan perlindungan bagi setiap warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing, konflik seputar KBB masih kerap terjadi. Misalnya saja terkait penutupan atau penolakan rumah ibadah, penodaan agama, ujaran kebencian, diskriminasi terhadap para penghayat agama lokal, serta pelanggaran KBB di ruang-ruang pendidikan/sekolah, menjadi 5 masalah besar pelanggaran KBB di negeri tercinta ini.
Oleh karenanya, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sebagai salah satu lembaga keagamaan di Indonesia, terpanggil untuk merespons persoalan KBB ini serta mengarusutamakannya agar terbangun keadilan dan perdamaian di masyarakat. Sejak beberapa tahun terakhir PGI merancang dan menjalankan program bertemakan KBB, beberapa aktivitasnya adalah beragam penelitian, advokasi, kampanye media digital, penulisan buku, pelatihan bagi para tokoh dan aktor di masyarakat, dan pengarusutamaan KBB melalui platform digital berupa website serta aplikasi bagi masyarakat secara umum.
Pada 13 Desember 2023, bertempat di gereja Maranatha Bali, diselenggarakan secara khusus diskusi buku panduan advokasi KBB, hasil penelitian, serta peluncuran platform digital rumahbersama.id. Kegiatan ini dihadiri unsur pemerintah provinsi Bali, Pj. Gubernur provinsi Bali yang diwakili oleh Kepala Badan Kesbangpol provinsi Bali. Hadir pula unsur dari lembaga-lembaga keagamaan, antara lain Majelis Sinode GPIB (selaku tuan rumah), Musyawarah Pelayanan GPIB Bali-NTB, PHDI Bali, Keuskupan Bali, FKUB Bali, dan PGIW Bali.
Pada sesi pertama kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber, antara lain: Pdt. Gomar Gultom (Ketua Umum PGI), Pdt. Jimmy Sormin (Sekretaris Eksekutif KKC-PGI), Dr. Leonard Epafras (Dosen Universitas Gadjah Mada, Koordinator Tim Penyusun Platform Digital rumahbersama.id). Pdt. Gomar menyampaikan pandangannya terkait potret KBB di Indonesia serta peran lembaga keagamaan seperti PGI dalam meresponsnya. Pdt. Jimmy dalam sesi ini menyampaikan intisari dari tiga buku panduan advokasi KBB yang baru diterbitkan oleh PGI. Sementara Dr. Leonard menyampaikan hasil penelitian PGI-ICRS Yogyakarta terkait realitas generasi muda, KBB, dan media digital.
Pada sesi kedua dilakukan peluncuran platform rumahbersama.id dan perkenalan terkait aplikasi yang sedang disusun untuk menyajikan data sekaligus mengadvokasi KBB di Indonesia. Aplikasi ini berisikan data-data seputar sejarah, kebijakan pemerintah, praktik baik, serta kasus-kasus terkait KBB sejak kemerdekaan Indonesia. Sumber dari data-data ini adalah lembaga-lembaga negara maupun sipil yang melakukan penelitian atau respons terhadap KBB. Ke depan, diharapkan platform rumahbersama.id beserta aplikasinya akan semakin berkembang dan menjadi rujukan bagi setiap pihak yang ingin memahami dan meningkatkan kualitas KBB di negeri ini.
Acara yang berlangsung dari pukul 12.00 hingga 16.30 WITA ini diakhiri dengan penyerahan secara simbolis platform ini kepada pimpinan PGI. Sementara itu, setiap peserta yang hadir mendapatkan pula buku-buku advokasi KBB, agar dapat dimanfaatkan untuk komunitas atau organisasinya masing-masing. (*)
editor : rd
No Responses